Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu.Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:

  • Percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin).
  • Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi.
  • Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona.
  • Tinja atau feses (jarang terjadi)

Khusus untuk COVID-19, masa inkubasi belum diketahui secara pasti. Namun, rata-rata gejala yang timbul setelah 2-14 hari setelah virus pertama masuk ke dalam tubuh. Di samping itu, metode transmisi COVID-19 juga belum diketahui dengan pasti.

Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:

  • Hidung beringus.
  • Sakit kepala.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam.
  • Merasa tidak enak badan.

Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.

Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala infeksi virus corona. Contohnya:

  • Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun, jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak di bawah empat tahun.
  • Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
  • Perbanyak istirahat.
  • Perbanyak asupan cairan tubuh.
  • Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.

Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk menahan laju penyebaran virus corona. Salah satunya, rapid test yang akan dilakukan secara massal dan cek risiko virus corona online yang bisa dicoba langsung.

  1. Deteksi Cepat dengan Rapid Test

Jubir Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan pemerintah dalam waktu dekat akan melaksanakan pemeriksaan COVID-19 secara massal.

“Beberapa negara sudah melakukan hal ini dan kita pun juga akan melaksanakannya. Tujuannya adalah untuk secepatnya bisa mengetahui tentang kasus positif COVID-19 yang berada di masyarakat,” ujarnya dalam rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI – Sehat Negeriku!

Rapid test sendiri merupakan pemeriksaan imunoglobulin sebagai skrining awal. Uji virus corona menggunakan spesimen darah, tidak menggunakan apusan tenggorokan atau apusan kerongkongan. Selain itu, rapid test tak perlu dilakukan di Lab Biosafety Level 2. Dengan kata lain, rapid test ini bisa dilakukan hampir di semua Lab kesehatan yang ada di RS di Indonesia.

  • Perlu Konfirmasi Tes PCR

Rapid test tidak berdiri sendiri untuk mendeteksi COVID-19 di masyarakat. Sebab tes ini memeriksa immunoglobulin, maka dibutuhkan reaksi immunoglobulin dari seseorang yang terinfeksi corona paling tidak satu minggu.

“Karena kalau belum terinfeksi atau terinfeksi kurang dari seminggu kemungkinan pembacaan imunoglobulinnya akan memberikan gambaran negatif,” jelas Yuri.

Oleh karena itu, pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) atau apusan tenggorokan/kerongkongan harus tetap dilakukan.

“Tetap harus dilakukan konfirmasi dengan menggunakan PCR karena ini menjadi penting. PCR memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding pemeriksaan rapid,” tambahnya.

Tak hanya itu saja, rapid test juga harus dibarengi dengan pemahaman isolasi diri. Bila rapid test menunjukkan hasil positif, tanpa gejala, atau gejala yang minimal, seseorang harus melaksanakan isolasi diri di rumah. Isolasi mandiri di rumah ini dibarengi dengan monitoring oleh Puskesmas atau petugas kesehatan yang telah disepakati.

Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa alasan, dokter akan melakukan:

•    Isolasi

•    Serial foto toraks sesuai indikasi.

•    Terapi simptomatik.

•    Terapi cairan.

•    Ventilator mekanik (bila gagal napas)

•    Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.

Beberapa cara ini bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus. Berikut upaya yang bisa dilakukan:

  • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
  • Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
  • Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
  • Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
  • Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
  • Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
  • Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
  • Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala penyakit saluran napas.

Selain itu, kamu juga bisa perkuat sistem kekebalan tubuh dengan konsumsi vitamin dan suplemen sebagai bentuk pencegahan dari virus ini.

Virus corona dan virus lainnya punya satu kesamaan. Virus bersifat self limiting disease, alias bisa mati dengan sendirinya. Bagaimana dengan obat-obatan? Obat-obatan tersebut hanya ditujukan untuk mengatasi gejala yang timbul. Lalu, bagaimana cara membunuh virus tersebut?

Singkatnya, kalau daya tahan tubuh baik, maka tubuh melawan virus tersebut. Nah, pertanyaan selanjutnya, bagaimana mana cara meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh? Tidak sulit, tentunya dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti:

•    Istirahat yang cukup. Orang dewasa umumnya membutuhkan waktu tidur 7–8 jam dan remaja sekitar 9–10 jam.

•    Perbanyak makan sayur dan buah. Kandungan vitamin dan mineral sayur dan buah memperkuat sistem imun tubuh.

•    Hindari Stres. Stres yang tidak terkendali dan berkepanjangan bisa meningkatkan hormon kortisol. Dalam jangka panjang, hormon kortisol ini bisa menurunkan kekebalan sistem imun.

•    Hindari rokok dan alkohol. Paparan asap rokok dan alkohol secara berlebih dapat merusak sistem imun.

Cara-cara meningkatkan sistem imun di atas, juga bisa dilakukan oleh orang sehat yang ditambah dengan:

•    Rutin berolahraga. Rekomendasi 30 menit setiap hari. Olahraga yang murah dan mudah seperti berjalan kaki.

Hal yang perlu ditegaskan, self isolation ini hanya direkomendasikan untuk gejala awal corona seperti sakit tenggorokan ringan. Andaikan gejala tidak membaik, bahkan semakin berkembang, segeralah temui dokter atau petugas kesehatan untuk penanganan yang tepat.

Sumber Artikel :

https://www.halodoc.com/kesehatan/coronavirus

https://www.halodoc.com/alami-gejala-awal-corona-perhatikan-ini-saat-isolasi-di-rumah

https://www.halodoc.com/cek-risiko-tertular-virus-corona-secara-online-di-sini

WhatsApp chat